Ramadhan pertama bagi Neni Darmawati atau Ade (23 tahun), merupakan momentum awal kehidupan baru bersama suaminya Fuadi AZ dan kembalinya ia kedalam lingkungan keluarga yang sempat ditinggalkannya karena berbeda pendapat tentang hakekat ke-Islaman yang waktu itu baru dipeluknya.
"Puasa pertama yang berkesan bagi aku, pada saat buka puasanya disiapin oleh mama yang dulunya sempat bentrok dan ketika itu juga baru beberapa hari menikah, Alhamdulillah semuanya sudah mulai berubah," katanya mengawali perbincangan ketika ditemui di sela kesibukan berbuka puasa, di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ade merasakan, ibadah puasa Ramadhan pertamanya, sekitar bulan November 2001, dijalaninya tanpa rasa berat. Sebab, sebelum memasuki Ramadhan ia sudah sering menjalankan ibadah puasa sunnah Senin-Kamis dan ketika menjadi mualaf diawal tahun 2001, langsung menjalankan ibadah puasa di Bulan Dzulhijah (puasa haji).
"Ade pertama kali puasa pada saat lebaran haji karena syahadatnya kan Januari 2001, lalu terbiasa melaksanakan puasa Senin-Kamis," tutur ibu dari Naila Bidayah Sholehah (3 tahun).
Ia mengaku, ketika memasuki bulan suci kondisi ke-Islamannya sudah tidak terlalu bermasalah, dengan kata lain ia tidak kesulitan dalam menjalankan ibadah. Empat bulan sebelum memasuki Ramadhan, ia sudah menekuni dan memperdalam bacaan Al- Qur'an yang sudah dipelajarinya saat awal menjadi muslim.
"Aku sudah belajar Al-Qur'an saat di Tangerang, kemudian memperlancarnya di sini (Yayasan Amal Muslim Muhajirin Anshor, yayasan tempat para mualaf memperdalam tentang ke-Islaman)," jelas Ade yang sempat kesulitan pada saat awal mengenal huruf al-Qur'an.
Ia menganggap, ujian dalam menjalani ibadah puasa belakangan ini dirasakannya semakin berat, sangat berbeda ketika awal menjadi seorang mualaf, sebab kondisi keimanan dalam berpuasanya sering diuji oleh tingkah anaknya yang terkadang membuatnya emosi.
"Kalau puasa kayaknya kuatan dulu deh, karena masih bekerja sehingga tidak terasa, sekarang ujiannya amarah terhadap anak dan itu harus diredam," tutur Ade.
Ade menyatakan perbedaan yang dialaminya setelah empat tahun menjalani Ramadhan, terasa dari intensitas membaca al-Qur'an dan ketenangan dalam menjalankan ibadah karena tidak terusik oleh kedua orang tuanya, yang sempat tidak terima dengan Agama Islam yang dianutnya.
"Mereka tetap dengan aqidahnya, tetapi setelah menikah, Papa Mama sudah tidak ngutak-ngutik agamaku lagi, pokoknya beda, padahal awalnya aku sempat takut," ungkap Ade yang mengaku mendapat tentangan keras dari kedua orang tuanya yang beragama Budha.
Wanita kelahiran 26 April 1982 ini menegaskan keteguhannya untuk memeluk Islam karena kegemaran membaca majalah-majalah Islami. Diam-diam ia pun merasa tertarik dengan wanita muslimah yang berkerudung.
"Tuhan itu Allah ya, koq aku menyembah patung yang dibanting saja hancur, aku mulai merasa gamang dengan keadaan itu, tetapi bagaimana dengan orang tuaku," ungkap mantan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Budhist, menceritakan keresahannya saat dalam proses memilih untuk masuk Islam.
Ade bercerita, memasuki Ramadhan tahun 2000 dirinya semakin mencari tahu akan kebenaran agama Islam, hingga tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya pada tanggal 13 Januari 2001, Ia meneguhkan hatinya dalam agama Allah.
"Aku gak mau bilang sama orang tua dulu, aku mau syahadat mengumpulkan kekuatan, baru belajar tentang Islam," tandas Puteri kedua pasangan Phang Jok Cay dan Khow Ponioh.
Ade berharap Ramadhan 1426 H, dapat diisinya dengan ibadah wajib dan sunah yang lebih baik, baca al-Qur'an yang lebih banyak dari tahun lalu, kalau bisa memperbanyak hafalan al-Qur'an serta berusaha mengendalikan emosi dan mengontrol diri.
"Ade pengen lebih bisa bersabar di Ramadhan ini, kalau bisa sampai bulan berikutnya, pokonya bisa mengendalikan emosi," tegasnya.
Meskipun sudah menjadi mualaf selama empat tahun, Ade selalu berdoa agar selalu tetap istiqomah dalam menjalankan agama Islam dan meninggal dalam keadaan Islam. Ia juga berdoa setiap hari terutama pada bulan Ramadhan, agar kedua orang tuanya diberikan hidayah oleh Allah untuk memeluk Islam.(novel/ln/eramuslim).
“To convert to Islam is very easy. Probably the most difficult part of that, is to make sure that you are really convinced that Islam is the truth and the right way to follow. What you need to do after becoming a Muslim is learning some Islamic regulations. Islam is a practical religion and it provides clear guidance on what to do and not to do”.