Ibadah puasa Ramadhan yang pertama bagi Victor Tjahjadi yang bekerja sebagai wartawan Kantor Berita Perancis Asia Pasific (AFP) merupakan saat-saat yang paling sulit, bagaimana Ia berusaha membiasakan diri untuk mengontrol emosi pada waktu bertugas dilapangan dan menahan segala bentuk hawa nafsu seperti rasa par dan haus. Namun rasa sulit itu hilang seketika setelah saat berbuka puasa tiba. Segelas air teh yang dihidangan dan diminum bersama istri tercinta mampu mengalahkan segala jenis makanan yang pernah dimakannya.
"Segelas air teh manis itu nikmatnya melebihi makanan lain yang pernah saya makan, pada saat saya berbuka puasa dengan istri saya. Karena saya merasa telah mengalami hakekat susah senang menjalankan ibadah puasa itu bersama-sama," ujar Viktor membuka perbincangan dengan eramuslim saat ditemui disela-sela pekerjaannya di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Ia mengaku, kenikmatan ibadah puasa menjadi lengkap, ketika setelah berbuka puasa ia bisa menunaikan tugasnya menjadi pemimpin (Imam) pada waktu sholat berjamaah dengan istrinya.
"Saya tersentuh ketika selesai sholat melihat istri saya meneteskan air mata, sebagai ungkapan syukurnya karena dia memiliki suami yang bisa menjadi pemimpinnya dalam sholat," papar Victor yang mengaku lebih sering membaca surat Al-Ikhlas pada waktu sholat karena belum banyak hafal surat-surat panjang dalam al-Qur'an.
Ia menjelaskan, kesabaran dan rasa kasih sayang dari Dessi Ariyanti istrinya, banyak membantu dalam menjalankan ibadah puasa pertamanya, sehingga kesulitan pada saat bangun sahur dapat teratasi.
"Harus diakui mau bangun sahur saja, mata rasanya berat sekali, tetapi istriku menasehati, kalau kamu menjalankan ibadah puasa tanpa sahur, akan semakin lemas, Dessi berulang-ulang membangunkan aku," tutur Victor yang menjalani Ramadhan pertamanya setelah sekitar dua bulan menjadi mualaf pada tahun 2002.
Victor menyatakan, keteguhannya untuk memeluk agama Islam bukan hanya sekedar formalitas status, tetapi memang karena suatu pilihan, dimana dirinya menginginkan membangun sebuah rumah tangga yang harmonis berada didalam satu keyakinan.
"Ini adalah sebuah konsekuensi sikap yang saya ambil, ketika akan menikahi gadis muslim berdarah Sunda-Jawa, tetapi Alhamdulillah semuanya berjalan lancar," ujarnya yang pada awal menjadi mualaf dibimbing oleh sang istri dalam mengenal ajaran Islam.
Ia menceritakan, pada awalnya kedua orang tua, terutama Ibunya sangat sedih dan tidak bisa terima dengan keputusannya menjadi seorang muslim, tetapi setelah diberikan penjelasan secara baik-baik hubungannya dengan kedua orang tua kembali membaik.
"Awalnya Ibu saya sempat sedih, melihat pilihan yang saya ambil, tetapi setelah saya jelaskan bahwa pilihan ini saya ambil dengan kepala yang jernih dan tidak mengurangi cinta saya kepada mereka, akhirnya setelah setengah tahun pernikahan, Alhamdulillah mereka bisa terima, malahan sekarang mereka sudah sering saling menelpon dengan istri saya," ungkap Victor yang berdarah campuran China, Thailand, dan Indonesia.
Ketika ditanya apa yang menjadi target dalam Ramadhan tahun ini setelah tiga tahun menjadi mualaf, Ia berkeinginan ibadah puasanya ada kemajuan dari segi kuantitas, dengan mengurangi jumlah batal puasanya.
"Target puasa tahun ini bisa mengurangi bolong puasa, bukan malahan bertambah dari tahun ke tahun. Seperti pada puasa tahun pertama bolongnya sekitar satu minggu," akunya.
Salah satu kesulitan Viktor menjalani puasa Ramadhan adalah membagi waktu antara bekerja dengan memperbanyak ibadahnya di bulan Ramadhan. Meski demikian, ia selalu mengusahakan agar dapat melaksanakan sholat subuh dan isya berjamaah dengan istrinya.
Viktor mengakui proses mengenal dan memperdalam ajaran Islam hanya dibantu lewat buku-buku tuntutan ibadah. Kesempurnaan Islamnya menjadi lebih lengkap setelah pada awal tahun 2005 ini Ia menunaikan ibadah Umrah ke tanah suci.
"Pada saat umrah banyak pengalaman menarik dan merupakan suatu keindahan, jadi ingin pergi lagi. Kalau untuk ibadah Haji, saya belum siap, karena bebannya lebih berat, yaitu beban moral dan religius," tandas Victor menutup perbincangan dengan eramuslim. (novel/ln/eramuslim)
“To convert to Islam is very easy. Probably the most difficult part of that, is to make sure that you are really convinced that Islam is the truth and the right way to follow. What you need to do after becoming a Muslim is learning some Islamic regulations. Islam is a practical religion and it provides clear guidance on what to do and not to do”.